Mempelajari Interaksi Sosial di Era Milenial (Sikap Menghargai
dan Menghormati)
Tutur kata dijaga dengan sangat baik
agar senantiasa sopan dan santun ketika diucapkan, bahasa yang digunakan pun
adalah bahasa yang halus sehingga membuat nyaman untuk didengarkan saat
berbincang hingga tak jarang banyak menyenangkan hati yang mendengarkan.
Se-andainya ada kata-kata kasar dan
menyakiti hati terlanjur terucap maka yang mengucapkannya langsung meminta maaf
tanpa harus berpikir lama-lama, mereka sadar bahwa menjaga agar interaksi yang
baik tetap terjalin kepada sesama itu penting dalam kehidupan bermasyarakat.
Cara meminta maaf yang dilakukannya
pun tidak terkesan hanya sebagai formalitas meminta maaf saja namun dengan niat
tulus agar benar-benar mendapatkan maaf. Sehingga yang memberikan maaf tersebut
juga benar-benar memaafkan dengan hati yang tulus bukan hanya formalitas maaf
agar terkesan masalah sudah selesai berharap agar tak berurusan lagi dengan
sang peminta maaf.
Hal – hal tersebut merupakan
beberapa contoh dari sikap saling menghormati dan menghargai khususnya dalam
berbicara. Begitulah seharusnya sesama manusia yang kodratnya adalah melakukan
interaksi sosial dimasyarakat terutama dalam lingkungan sekitar kita hidup.
Berbeda dengan kondisi hari ini di
mana masa dan generasi sudah berganti ke generasi berikutnya yaitu generasi Milenial,
generasi yang lebih banyak berinteraksi dengan teknologi dibandingkan dengan
lingkungan mereka. Generasi yang masih butuh diteliti apakah benar mereka
generasi yang kurang memahami bagaimana harus bersikap saling menghormati dan
menghargai terhadap sesama manusia.
Kebanyakan dari mereka (R: generasi
milenial) lebih banyak berbicara lewat teks pada messenger dan sosial media yang
tersedia pada smartphone mereka dibanding bertatap muka dengan lawan bicaranya.
Teknologi adalah dalih mereka untuk menjawab kenyataan
yang seperti itu namun ada beberapa pandangan yang mengatakan sebuah pernyataan
begini “Teknologi memudahkan manusia menjalani kegiatannya sehari-hari bukan
mengubah manusia itu menjadi budak teknologi” artinya manusia adalah manusia
dan teknologi adalah media serta cara manusia mengerjakan sesuatu agar lebih
praktis dan mudah.
Akibat dari tidak seringnya generasi ini melakukan
interaksi langsung inilah yang menyebabkan bergesernya cara mereka saling
menghargai dan menghormati, baik kepada orang yang lebih tua ataupun kepada
yang lebih muda dan bahkan dengan teman sebaya pun mereka kurang menjalin
interaksi yang baik.
Apakah benar sikap menghormati kepada yang lebih tua itu
dipengaruhi oleh pengalaman mereka yang sangat minim berinteraksi ? Apakah
benar sikap menghargai orang kepada yang lebih muda juga dipengaruhi hal yang
sama ?
Pertanyaan itulah yang harus dibenahi jawabannya
karena seharusnya sikap bukanlah hal yang diurusi oleh teknologi, karena
teknologi adalah media sekaligus alat saja yang didesain dengan umum tidak
memandang dia lebih tua ataupun lebih muda atau mungkin sebaya.
Sikap sopan dan santun tidak akan lahir dari orang
yang tidak memahami bagaimana cara menghormati dan juga bagaimana cara
menghargai. Sebaliknya orang yang memahami bagaimana cara menghormati dan juga
bagaimana cara menghargai akan bijak dalam bersikap.
Hal tersebutlah yang perlu dipahami generasi milenial Indonesia
untuk tetap mempertahankan budaya Indonesia yang ramah dengan menjaga silaturahim sehingga generasi milenial Indonesia akan menjadi manusia
yang bijak dalam bersikap serta bijak dalam menggunakan teknologi bukan malah menjadi
tidak berbudi pekerti karena diperbudak teknologi diera digital saat ini.
Selamat Memperingati Isra’Mi'Raj Nabi Muhammad SAW 1439 H
Jakarta 14 April 2018
Research and
Development Committee
Koperasi Pemuda Indonesia
Agung Setiawan
Ayo Jadi Cooperator :)
Ayo Jadi Cooperator :)
Comments