Perspektif Koperasi di Generasi Milenial
Diskusi Online Koperasi 1 September 2018
Oleh : Agung Setiawan, HC
Bicara soal perspektif koperasi di generasi Milenial, maka
kita akan bicara soal pandangan dari yang namanya generasi milenial tersebut,
dimana persepektif hari ini banyak dipengaruhi oleh internet yang dimana pada zaman IOT/Internet Of Things terus berkembang.
Perspektif adalah sebuah persepsi (pandangan/cara
pandang). Bila kita buka internet dan membaca Wikipedia, kita bisa temukan
sebuah informasi bahwa perspektif adalah konteks sistem dan persepsi visual
adalah cara bagaimana objek terlihat pada mata manusia berdasarkan sifat
spesial, atau dimensinya dan posisi mata relatif terhadap objek.
Selanjutnya generasi Milenial atau
generasi Y ialah sebuah istilah pengklasifikasian generasi yang memiliki
ciri-ciri atau kecenderungan yang dapat dibedakan dengan generasi sebelum (X)
dan sesudahnya (Z), dari kecenderungan tersebutlah lahir istilah generasi
Milenial atau generasi Y.
Sehingga kita dapat ambil kesimpulan awal (hipotesa) dari
apa yang akan kita bahas “Perspektif
koperasi digenerasi Milenial” adalah Sebuah cara pandang atau pandangan generasi
Milenial mempersepsikan koperasi sebagai objek dalam berkehidupan sehari-hari.
Milenial atau generasi Y merupakan
mereka yang lahir di tahun 1980 sampai tahun 2000, jadi sekarang mereka berusia
18 sampai 38 tahun. Milenial atau generasi Y memiliki ciri yang sangat khas yaitu
tidak pernah jauh dari gadget yang mereka miliki.
Hal ini terjadi karena, jika kita lihat dari tahun
kelahiran generasi Milenial sendiri itu sendiri adalah tahun dimana internet
mulai ditemukan dan berkembang. Di ikuti dengan teknologi yang semakin canggih
seperti seperti saluran TV, radio, telepon genggam, dan Personal komputer yang
terus berinovasi.
Ciri yang kedua dari generasi Milenial
adalah generasi yang cerdas dan multi
tasking. Hal ini terjadi karena kemudahan informasi yang didapatkan oleh
generasi ini menjadi sangat cerdas, serta teknologi yang beriringan dengan
mereka, dapat dengan mudah mereka kuasai.
Berbeda dari generasi sebelumnya
atau generasi X, generasi yang lahir pada pasca kemerdekaan hingga tahun 70’an akhir
kental dengan ciri nasionalis tinggi. Memiliki ciri ketinggalan teknologi atau
istilah yang kita kenal dengan gaptek (gagap teknologi) yang di identikan kepada
orang tua yang hidup dimasa sekarang, gaptek sendiri adalah istilah yang muncul
karena ketidakcakapan seseorang menggunakan teknologi diera berkembangnya
banyak teknologi.
Ciri generasi Milenial yang ketiga adalah
Milenial merupakan generasi yang menyukai traveling dibanding berkegiatan dirumah.
Ciri yang ketiga ini terindikasi dari mereka karena milenial memiliki
kecenderungan mengkoleksi foto yang mereka pamerkan di dunia maya, yaitu pada akun-akun
sosial media mereka.
Setelah membahas ciri dari generasi
Milenial kita akan coba kenali generasi ini dari cara mereka bekerja dan berkehidupan.
Sehingga kita bisa mendapatkan hipotesa bagaimana generasi ini mempresepsikan
koperasi.
Milenial atau generasi Y memiliki
kehidupan yang seimbang antara dunia maya dan dunia nyata, dimana dari setengah
kegiatan yang mereka lakukan di dunia nyata mereka juga bagikan dengan dunia
maya melalui akun-akun sosial media yang sedang populer mereka gunakan.
Kemudian perilaku dari si “ekstrovert” bisa dimiliki
oleh si introvert di dunia maya dan begitupun sebaliknya karena beberapa orang
bisa dengan bebas berekspresi di dunia maya tanpa harus keluar rumah.
Generasi Milenial ini sangat aktif berkehidupan di
dunia maya, maka kegiatan mereka cenderung dilakukan untuk mencari eksistensi
di dunia maya. Kecenderungan ini dilihat dari seringnya mereka mengeksplorasi
tempat-tempat populer dan juga membuat liputan mandiri atau kita kenal dengan
vloger serta ini pun menjadi sebuah pekerjaan yang mereka lakukan untuk
mendapatkan penghasilan.
Begitulah
gambaran umum dari kehidupan generasi milenial hari ini. Lalu seperti apa citra
koperasi bagi generasi Milenial hari ini?
Pandangan mereka bisa bervariatif mulai dari tidak
tahu sampai dengan tidak peduli. Mengapa bisa seperti itu? Mungkin hal tersebut
terjadi karena koperasi sering mendapatkan pemberitaan yang kurang baik dengan
hal – hal yang negatif yang diangkat ke media-media berita baik cetak maupun
media elektronik serta cenderung kurangnya koperasi dalam mengedukasi keunggulan
maupun keuntungan berkoperasi bagi masyarakat luas ataupun juga dikenalkan
kepada generasi muda (Milenial).
Hal tersebutlah yang memicu terjadinya kondisi
koperasi hari ini terdengar asing bagi Milenial atau generasi Y di Indonesia
serta sering kali koperasi kelihatan jadul dan tidak menarik bagi masyarakat di
Indonesia pada umumnya.
Berbicara koperasi di generasi milenial sebenarnya
mereka lebih akrab dengan sapaan co worker (istilah dari kerja bareng) yang
berkegiatan di co-working space. Jika generasi X lebih suka berkompetisi, maka
generasi milenial lebih suka berkolaborasi, dimana kolaborasi yang mereka
bangun itu tidak mereka sadari mengandung nilai-nilai dari berkoperasi.
Jika generasi X lebih akrab dengan namanya bisnis
konvensional yang cenderung berusaha untuk bersaing satu sama lain, maka
generasi Y ini lebih suka berbisnis modern yang cenderung ke arah bisnis sosial
(sosialpreneur), yang notabenenya adalah bisnis yang memberdayakan orang-orang
yang sama halnya dengan berkoperasi.
Jadi hubungannya milenial dengan koperasi itu
sebenarnya dekat namun mereka tidak mengenalnya.
Milenial mempresepsikan koperasi sebagai sebuah badan
usaha non bank yang menyediakan pinjaman uang dan setelah punya uang menabungnya ya di bank (lebih memilih nabung di bank
karena di bank "katanya" ada banyak bonusnya) serta Milenial juga memandang koperasi hanya sebagai toko seragam (anggapan seorang Milenial yang sedang sekolah adalah tempat beli seragam).
Milenial juga memandang koperasi sebagai bentuk usaha
jaman dulu (jadul) karena tidak adanya teknologi yang digunakan dalam setiap
kegiatan koperasi, baik kegiatan usaha maupun kegiatan lembaga.
Faktanya milenial sama sekali tidak mendapatkan
pendidikan koperasi yang baik, baik itu dari internet maupun dari sekolah
tempat mereka belajar. dan sebuah pengecualian bagi milenial yang bergabung
dengan koperasi mahasiswa, karena dari dahulu hingga sekarang lembaga koperasi
yang konsisten mengajarkan koperasi secara terus menerus adalah koperasi
mahasiswa.
Pendidikan Koperasi yang diajarkan pun dalam berkoperasi mahasiswa
juga terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.
Berbicara koperasi hari ini sama seperti bicara koperasi
pada waktu koperasi modern mulai berkembang, yang artinya konsep koperasi saat itu
futuristik sekali. Mengapa futuristik ? karena dari dahulu mulai berkembang hingga sampai sekarang konsepnya tetap dapat beradaptasi sesuai dengan perkembangan
zaman.
Ditambah lagi pada era kolaborasi (zaman now) orang-orang mulai
berpikiran bagaimana sebuah usaha bisa di miliki oleh semua orang.
Sesi
Diskusi
Pertanyaan
1:
Nama:
Suriyanti
Instansi: Universitas Hasanuddin Makassar
Bagaimana
tanggapan kakak tentang tantangan koperasi pada generasi milenial? Baik itu
dari lifestyle, pendidikan, karir yang seperti diketahui bahwa semuanya sejalan.
Dan
menurut kakak, dilihat dari lingkungan kampus dalam hal ini universitas,
seperti apa baiknya program pendukung koperasi untuk generasi milenial ini ?
Jawaban
:
Tanggapan
saya tentang tantangan koperasi yang ada pada generasi milenial adalah koperasi
harus bisa mengkonversi nilai - nilai yang terkandung dalam kegiatan-kegiatan koperasi
menjadi sebuah nilai-nilai yang ada dalam berkegiatan kekinian tanpa mengubah
maknanya.
Kalau
dalam konteks pertanyaan Suriyanti berarti koperasi hari ini memiliki tantangan
dimana koperasi tersebut harus bisa menyediakan kebutuhan dari anggotanya
(milenial) mulai dari lifestyle, pendidikan, dan jenjang karir.
Misalkan
contoh dari bagaimana koperasi memenuhi lifestyle
(kebutuhan gaya hidup) dari generasi milenial. Kita coba kupas, jika lifestyle
itu berkaitan dengan kebutuhan (pangan, sandang, dan papan), maka koperasi
harus mampu memahami dan juga mengerti apa yang dibutuhkan milenial sehingga
milenial bisa merasakan apa itu berkoperasi.
Dengan
cara koperasi menjual kebutuhan dari makanan hingga pakaian yang kekinian
seperti apa yang mereka butuh kan ketika makan dan bergaya (makanan instagramable
dan pakaian yang sedang tren dimasyarakat khususnya anak muda), koperasi juga mulai
berinovasi menyediakan fasilitas rumah cicilan yang di angsur kepada koperasi
yang dibangun oleh usaha bersama seluruh anggotanya,
ketika
kebutuhan mereka secara bersama telah disediakan dan difasilitasi seperti itu
maka modal yang mereka keluarkan akan mudah di akumulasi serta koperasi dapat
mengkonversi nilai tambahnya kembali kepada mereka dalam bentuk "SHU")
dari
segi pendidikan koperasi juga harus mampu menyediakan pendidikan yang
berkualitas secara kolektif (mereka belajar pada lembaga pendidikan yang dibuat
koperasi, koperasi mencarikan guru-guru terbaik, mereka menerima kembali nilai
tambah ekonominya "SHU")
dari
segi jenjang karir untuk anggotanya koperasi juga harus menciptakan unit usaha
yang padat karya, misalnya menciptakan coop-startup.
Coop-start
up adalah Start-up seperti pada umumnya yang dikelola secara koperasi/berbasis
koperasi. Dengan meletakan posisi start-up ini menjadi salah satu unit bisnis/unit
usaha padat karya sehingga membuka banyak lapangan pekerjaan untuk anggota
koperasi yang ingin memiliki jenjang karir pekerjaan di dalam naungan koperasi.
Karena
Start-up ini dimiliki oleh koperasi maka start-up ini dapat di inkubasi secara
bersama untuk menjadi unit usaha yang sangat berpotensi besar, maka dampak secara
langsung dari koperasi yang memiliki unit usaha start-up ini dapat menyediakan banyak
pekerjaan atau jenjang karir pada setiap anggotanya.
Bentuk
koperasi seperti itu dalam pengembangannya didunia adalah menjadi koperasi
pekerja (worker coop). Dimana worker coop sudah ada dan berkembang di eropa tepatnya
di francis sejak tahun 1950.
Selanjutnya
menjawab pertanyaan soal program pendukung koperasi di universitas, berbicara soal
program yang cocok untuk pendukung di universitas koperasi mahasiswa adalah tidak
hanya fokus pada kader (walaupun itu sangat penting) tapi harus juga fokus pada
pengembangan anggotanya.
Dengan
cara menginkubasi usaha yang dirintis oleh anggotanya, koperasi mahasiswa bisa
menyediakan kesempatan pelatihan dan pendidikan yang dibutuhkan anggotanya
tersebut serta koperasi juga bisa menyediakan channel pemasaran dari usaha yang
di inkubasi tersebut.
Koperasi
mahasiswa juga bisa membuat program workshop terhadap pengembangan usaha dan
sinergitas usaha yang dilakukan antara koperasi dengan anggota koperasinya sehingga
kaderisasi dan juga dampak dari partisipasi anggotanya meningkat.
Pertanyaan
tambahan :
Kalau
mengenai kopma kak, degan melakukan pengembangan kepada anggotanya sendiri kan
itu merupakan penguatan organisasi secara internal, nah kalau berbicara
mengenai secara eksternalnya itu sendiri, hal apa saja yang bisa di lakukan?
Menjawab
pertanyaan tambahan :
kalau
di baca dari undang-undang koperasi, koperasi dapat melayani eksternal ketika
kebutuhan internal sudah tercukupi dan memiliki kelebihan.
Maka
ketika ingin melakukan pengembangan ke arah eksternal bisa dipastikan semua
anggota sudah mendapatkan hak dan menjalankan kewajibannya secara baik.
ketika
berbicara koperasi secara harfiah perlu dipahami peribahasa seperti ini "dari
mana modal berasal, maka akan kembali nilai tambahnya"
ketika
pengembangan ke arah eksternal adalah ingin menambah jaringan usaha maupun
kelembagaan, maka sebenarnya ada prinsip koperasi yang berbunyi "kerja sama
antar koperasi" prinsip ini memiliki maksud untuk saling melengkapi
kebutuhan dengan menyalurkan kelebihan yang dimiliki oleh koperasi.
Pertanyaan
2:
Nama:
Rofiatun Rindiantika
Instansi:
IAIN Kudus
Sulit
sekali memberikan pandangan kepada generasi milenial pada saat ini. Bagaimana
cara menyadarkannya bahwa di koperasi pun generasi milenial dapat berkembang di
era digital? Dan peran generasi milenial seperti apa yang dibutuhkan koperasi,
terlebih dalam pengoptimalannya untuk dapat di lirik masyarakat sekitar?
Jawaban
2:
Jawaban
saya ketika keluar “pernyataan sulit memberikan pandangan” pada awal pertanyaan
saya terjemahkan seperti ini “karena koperasi belum memaksimalkan internet dan
sosial media terhadap pembaharuan koperasi untuk dapat terekspose kepublik
dengan baik, dan juga sumber informasi masih sulit di gali”
Saran
saya untuk memberikan informasi yang kekinian secara sederhana adalah membuat
Vlog tentang koperasi (apapun itu terkait dengan konten koperasi), artikel-artikel
tentang koperasi (apapun itu) quotes tentang koperasi dan juga membangun diskusi
kisah-kisah koperasi yang dapat dibahas sambil ngopi.
Kedua
bicara soal peran generasi milenial
Peran
dari generasi milenial ketika berkoperasi adalah menciptakan (Coop start - up,
Coop Platform, dan juga worker coop).
Pengoptimalan
yang dapat diambil sebagai langkahnya adalah mengupgrade kapasistas dan
kapabilitas (seperti mengetahui technopreneurship berbasi koperasi, sosial
preneur berbasis koperasi, entrepreneur berbasis koperasi).
yang
pada output dan outcomenya adalah coop
start-up , coop platform, dan juga worker coop sehingga model usaha/bisnis koperasi
tidak hanya pinjam pinjam uang atau toko seragam sekolah.
saya
punya referensi video dimana bisnis model koperasi sangat berkembang di salah
satu bagian dari negara amerika serikat. Namun menggunakan bahasa inggris, saya
rasa milenial seperti kalian semua tidak terkendala dengan bahasa bahwasannya
di gadgetnya kalian sudah bilingual atau menggunakan banyak bahasa.
Berikut
link videonya :
https://www.youtube.com/watch?v=vZmEwzEg8oQ
Pada
video tersebut dijelaskan dimana ada koperasi listrik yang didanai oleh bank
koperasi, dan bank koperasi di sana juga mendanai koperasi agrikultur,
selanjutnya produk yang dihasilkan oleh koperasi agrikultur di olah oleh
koperasi produksi, kemudian produk hasil koperasi produksi di jual oleh
koperasi retail, di daerah koperasi itu juga ada koperasi air dan koperasi
asuransi.
Jadi
amerika yang merupakan negara adidaya saja memiliki 30% koperasi besar di dunia.
Pertanyaan
3:
Nama:
Dandi Haryadi
Seberapa
penting peran koperasi di era milenial dalam membangun perekonomian bangsa?
Dan
menurut kakak, dilihat dari lingkungan kampus dalam hal ini universitas,
seperti apa baiknya program pendukung koperasi untuk generasi milenial ini?
Jawaban
3 :
Peran
koperasi bisa di bilang sangat penting dalam membangun perekonomian bangsa
karena di era revolusi industri 4.0 ini kita bicara revolusi kepemilikan , yang
namanya pemilik artinya dapat mengatur, mengendalikan, dan lebih setara.
Dari
pemahaman "dari mana modal berasal, maka kesitu pulan nilai tambahnya
mengalir. kalau di analogikan dengan kondisi hari ini adalah semakin banyak
yang di modali oleh asing maka nilai tambahnya akan kembali ke asing.
koperasi
di miliki oleh seluruh anggotanya maka koperasi di atur oleh anggotanya.
Contoh
kasus adalah, kasus ojek online, dimana perusahaan ojek online ini memposisikan
ojeknya sebagai mitra sehingga ojek di atur oleh owner dan ojek hanya bisa
menerima kesepakatan, kalau tidak sepakat ojeknya boleh keluar,
berbeda
jika ojeknya adalah pemilik, maka kebijakan harus disepakati oleh seluruh
pemilik (r:ojeknya) dan ojeknya juga yang mendanai perusahaan ojek tersebut
agar tetap berjalan sebagaimana mestinya.
kasus
ojek adalah contoh dari neo kapitalisme, dengan mengambil nama start-up berbasis
entrepreneurship, technoprenership dan sosial preneurship. Ini bagaikan
serigala berbulu domba.
Sehingga
sebaliknya koperasi harus bisa membuat bentuk barunya yang bisa mengimbangi neo
kaitalisme, seperti membuat model-model coop-startup, coop platform, dan worker
coop.
Baik
kak Agung, masih ada tambahan?
Saya beri penekanan pada era milenial yang karakteristiknya adalah kolaborasi, yang paling
cocok untuk digunakan sebagai model usaha dalam rangka membangun perekonomian bangsa
adalah model usaha koperasi.
Revolusi Industri 4.0 bukan hanya Revolusi Industri namun juga Revolusi kepemilikan kalo saya bisa dibilang.
Ditulis
ulang Kamis 13 september 2018. Jakarta
Kepala
Bidang Inovasi Teknologi dan Informasi
Koperasi
Pemuda Indonesia.
Agung
Setiawan
Comments