Sikap Individualis dan Sikap Mandiri
(cooperative principle : autonomy and independence)
Oleh : Agung Setiawan, HC
Pemuda
hari ini adalah saya dan anda kini terjebak pada kebingungan dalam mengartikan sikap
individualis dengan sikap mandiri. Ciri yang kentara adalah ketika memahami pernyataan
ini “melakukan semuanya sendiri dan melakukan tugasnya sendiri”.
Melakukan
semuanya sendiri artinya berusaha memastikan semua terpenuhi sesuai dengan apa
yang menjadi pandangan seorang individu, sedangkan melakukan tugasnya sendiri artinya
kejujuran terhadap apa yang menjadi tanggungjawabnya sebagai individu.
Melihat
fenomena ini sebagai seorang pemuda saya ingin berbicara sesuatu yang terkait pada
sikap individualis dan sikap mandiri dengan apa yang di perjuangkan oleh pemuda saat
ini, sebut saja salah satunya adalah semangat berkolektivitas dalam membangun
karya dan juga membangun tatanan kehidupan sosial ekonomi yang lebih baik.
Saya
dan anda atau pemuda zaman now menyebutnya sebagai gerakan koperasi sebuah
gerakan yang memperjuangkan semangat berkolektifitas dalam bentuk kongkrit yang
berupaya membangun karya sekaligus membangun tatanan kehidupan sosial ekonomi
orang-orang didalamnya, yaitu orang-orang yang mempercayai gerakan tersebut.
Gerakan
koperasi dalam negara kita ini digagas oleh pendiri negara kita juga yaitu bung
hatta yang ia adopsi dari pencetusnya dahulu di dataran inggris 1844 yaitu model
koperasi modern pertama yang di kenalkan kedunia.
Sebuah
konsep gerakan yang mengajak orang yang bergabung didalamnya untuk menolong
dirinya sendiri (self-help),
bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri (self-responsibility), berdemokrasi, bertindak
yang adil (equity), berkedudukan yang sama (equality), secara bersama-sama (solidarity).
Dalam
gerakan koperasi ini pun terdapat prinsip otonomi dan independent (autonomy and independence) artinya berprinsip
pada pengelolaan yang dilakukan oleh gerakan itu sendiri dan bertanggungjawab
pada gerakan itu sendiri serta tidak ada ketergantungan terhadap pihak lain.
Secara
tidak langsung gerakan ini mengajarkan kemandirian kepada setiap insan yang
mempercayainya.
Namun
kemandirian itu menjadi bias ketika orang yang berada dalam gerakan tersebut
tidak memahami perbedaan individualis dan mandiri.
Padahal
memahami individualis dan mandiri itu seperti ini,
Pada
dasarnya individualis itu berfokus terhadap kepercayaan untuk melakukan
semuanya sendiri yang berujung pada pemenuhan pandangan pribadi. Jadi jika sikap
ini yang muncul dan terlalu dominan didalam kelompok maka hal ini akan
menimbulkan sikap ingin menang sendiri bahkan timbul rasa serakah.
Sedangkan
mandiri pada dasarnya adalah berfokus terhadap kejujuran setiap insan dalam
bertanggungjawab mengerjakan bagiannya. Jadi jika sikap ini yang muncul maka
akan berujung pada tercapainya tujuan bersama yang berdasar atas kesepahaman pandangan
bersama tersebut sehingga dibagi-bagi peran dan tanggungjawabnya.
Individualis
ini adalah ciri khas yang kental pada seorang kapitalis yang menjadi lawan dari
gerakan koperasi hari ini. Maka kalau sikap ini masih terdapat pada insan yang
tergabung dalam gerakan koperasi sudah bisa dipastikan bahwa tidak akan
tercapainya sebuah tujuan gerakan tersebut.
Untuk
itu sangatlah penting memahami apa itu individualis dan mandiri agar semangat
berkolektivitas terutama bagi yang berkoperasi dapat terbangun dengan sehat.
Catatan
pentingnya, individualis menuntut perorangan dan tidak dapat di ikat dengan masyarakat
sementara mandiri menuntut perorangan dan dapat di ikat dengan masyarakat atau
orang banyak.
Jakarta
8 November 2018
Kepala
Bidang Inovasi Teknologi dan Informasi
Koperasi
Pemuda Indonesia
Agung
Setiawan
Reference
: https://www.ica.coop/en/cooperatives/cooperative-identity
Comments